Monday, October 16, 2017

Manfaat lidah buaya dan efek sampingnya

Manfaat lidah buaya dan efek sampingnya


Lidah buaya

Bagian lidah buaya yang bisa dimanfaatkan yaitu gel dan lateks. Gel diperoleh dari sel-sel yang berada di bagian tengah kulit lidah buaya, sementara lateks diperoleh dari sel-sel yang tepat berada di bawah lapisan kulit lidah buaya.


Sebagai obat, gel lidah buaya yang berwarna bening seperti jeli ini sering digunakan sebagai salep, losion, krim, dan sebagainya. Lateks sendiri bisa diolah untuk membuat zat-zat kering, seperti suplemen. Tapi ada pula obat yang memakai keduanya. Berbagai produk olahan ekstrak lidah buaya sudah teregistrasi di BPOM RI.

Selain diproduksi menjadi obat-obatan, lidah buaya juga kerap dimanfaatkan masyarakat dalam bentuk alami. Para wanita biasa menjadikan lidah buaya sebagai teman baiknya dalam perawatan rambut dan kulit. Mereka percaya, lidah buaya bisa membuat rambut lebih indah dan kulit menjadi lebih halus

Manfaat lidah buaya ;


Gatal dan ruam pada mulut dan kulit

Menurut penelitian, berkumur menggunakan obat kumur yang mengandung lidah buaya selama tiga kali sehari selama 3 bulan, bisa membantu mengurangi rasa gatal dan ruam pada mulut.


Konstipasi. Lateks lidah buaya

mengandung bahan kimia yang efektif sebagai obat pencahar. Namun penggunaannya juga bisa menyebabkan efek samping diare.


Cold sore atau luka pada bibir akibat virus herpes

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengoleskan krim dengan ekstrak lidah buaya 0,5 persen selama tiga kali sehari, bisa mempercepat proses penyembuhan luka akibat virus herpes simpleks.

Psoriasis

Penggunaan krim dengan kandungan lidah buaya sekitar 0,5 persen selama 1-2 bulan bisa meredakan psoriasis. Tapi hasil tersebut tidak terlihat  jika hanya memakai gel lidah buaya.

Untuk kondisi-kondisi di bawah ini, dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah lidah buaya efektif sebagai obat.

Penggunaan gel lidah buaya pada kulit sepertinya aman. Meski demikian, sesekali gel lidah buaya juga bisa membuat kulit menjadi terbakar dan gatal-gatal.

Tidak seperti gel, mengonsumsi lateks lidah buaya dengan dosis tinggi berpotensi menyebabkan sakit perut dan kram. Tidak hanya itu, mengonsumsi lateks lidah buaya dalam jangka panjang juga bisa menyebabkan diare, penurunan berat badan, masalah ginjal, kelemahan otot, darah dalam urin, dan gangguan jantung.
Selalu baca terlebih dahulu informasi yang tertera pada kemasan produk lidah buaya sebelum mulai menggunakannya. Ikuti aturan pemakaian dan hubungi dokter jika Anda ragu.

Konsultasikan lidah buaya dengan dokter anda


Produk lidah buaya sebaiknya jangan asal dikonsumsi. Bacalah informasi pada kemasan untuk memeriksa apakah cocok untuk kondisi Anda. Ada sebagian orang yang sebaiknya tidak mengonsumsi lidah buaya karena faktor keamanan.

Anak-anak. 

Khususnya yang berusia di bawah 12 tahun mungkin bisa mengalami sakit perut, kram, atau diare usai mengonsumsi produk lidah buaya. Maka sebaiknya hindari penggunaannya pada anak-anak usia tersebut kecuali di bawah pengawasan dan anjuran dokter.


Ibu hamil dan menyusui. 

Ada laporan yang mengaitkan lidah buaya dengan keguguran dan risiko melahirkan bayi berkondisi cacat. Demi keselamatan, lebih baik untuk menghindari hal ini.


Ingin operasi.

Lidah buaya dapat memengaruhi kadar gula darah dan dapat mengganggu kadar gula darah selama dan setelah operasi. Jadi hentikan mengonsumsi lidah buaya, setidaknya dua minggu sebelum operasi.

Penderita wasir.

Anda bisa memperburuk kondisi diri sendiri jika mengonsumsi lidah buaya, khususnya lateks, saat menderita wasir.

Penyakit ginjal. 

Mengonsumsi lateks lidah buaya berlebihan juga dikaitkan dengan gagal ginjal. Oleh karena itu, untuk mencegah penyakit ginjal Anda bertambah parah, hindari mengonsumsi zat tersebut.

Memiliki masalah usus. 

Lateks lidah buaya berpotensi mengiritasi usus.


Berhati-hatilah sebelum mengaplikasikan atau mengonsumsi bahan-bahan alami, termasuk lidah buaya. Bahan-bahan alami memang aman, namun tidak semuanya demikian terutama setelah diproses. Ada sebagian kalangan yang dilarang untuk mengonsumsinya. Maka cari tahu informasi sebanyak-banyaknya sebelum mengaplikasikan atau mengonsumsi sesuatu, atau bertanya langsung ke dokter.  Dan utamakan untuk selalu menggunakan produk yang telah terdaftar di BPOM RI.

No comments:

Post a Comment